Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan [ikhlas] kepada-Nya dalam [menjalankan] agama yang lurus " (Al-Bayyinah [98]: 5). Kedua, ibadah yang dikerjakan tidak dibuat-buat sendiri, melainkan karena sudah dicontohkan Rasulullah SAW, sebagaimana tergambar dalam sabda beliau:Pertanyaan Apa kebutuhan manusia terhadap para nabi? Teks Jawaban Nabi adalah utusan Allah Ta’aa kepada para hamba-Nya menyampaikan kepada mereka perintah-perintah-Nya. Dan memberikan kabar gembira yang telah Allah siapkan mereka kenikmatan bagi orang yang mentaati perintah-Nya dan memberi peringatan kepada mereka dari siksaan yang tetap kalau mereka menyalahi larangan-Nya. Dan mereka juga menceritakan cerita-cerita umat terdahulu dan apa yang menimpa mereka dari siksaan di dunia disebabkan menyalahi perintah Tuhannya. Perintah dan larangan ilahi ini tidak mungkin hanya akal saja untuk mengetahuinya. Oleh karena itu Allah memberikan syariat dan mewajibkan perintah-perintah dan larangan-laranganya. Sebagai bentuk penghargaan kepada keturunan manusia dan penghormatan kepada mereka dalam rangka menjaga kemaslahatannya. Karena manusia terkadang terseret pada syahwatnya sehingga terjerumus pada sesuatu yang diharamkan dan melampai batas kepada manusia sehingga mengambil hak-hak mereka. Maka di antara hikmah nan tinggi Allah mengutus kepada mereka dari satu waktu ke waktu seorang utusan untuk mengingatkan perintah-perintah allah dan memberi peringatan jangan sampai terjatuh kepada kemaksiatan. Membacakan kepada mereka nasehat-nasehat untuk mengingatkan mereka kabar umat terdahulu. Karena kabar yang menakjubkan kalau masuk ketelinga, dan dan makna yang agung dapat membangkitkan pikiran. Berikutnya akan menjadi panduang bagi akal, maka akan bertambah ilmunya, dan benar pemahamannya. Orang yang paling banyak yang mendengar berita, maka dia yang paling banyak lintasan pikiran, yang paling banyak lintasan pikiran, dia yang paling banyak berfikir, yang paling banyak berfikir, dia yang paling banyak ilmunya, yang paling bayak ilmunya, dia yang paling banyak amalnya. Maka tidak ada pilihan lain yang dapat mengganti diutusnya para Rasul. A’lamun nubuwwah, karangan Ali bin Muhammad Al-Mawardi hal . 33 Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah–Ahmad bin Abdul Halim bin Abdussalam yang terkenal dengan Ibnu Taimiyah, lahir tahun 661 H dan wafat tahun 728 H, beliau termasuk salah seorang ulama Islam besar mempunyai banyak tulisan nan berharga. Dia berkata, “Risalah kenabian sangat mendesak untuk memperbaiki seorang seorang hamba baik di dunia maupun akhirat. Tidak ada kebaikan di akhirat kecuali dengan mengikuti risalah. Begitu juga tidak ada kebaikan di kehidupan dunia kecuali dengan mengikuti risalah. Maka manusia sangat membutuhkan syariat karena dia berada di antara dua gerak; gerak yang dapat mendatangkan manfaat dan gerak yang mencelakannya. Maka risalah kenabian adalah cahaya di muka bumi dan keadilan di antara hamba-hambanya serta benteng, siapa yang masuk dia menjadi aman. Maksud dari syariat bukan sekedar membedakan antara yang bermanfaat dan yang mencelakai dari secara iderawi saja, karena hal itu bisa dilakkan oleh hewan. Keledai dan unta dapat membedakan dan memilah antara gandum dan debu. Bahkan maksudnya adalah dapat membedakan antara prilaku yang dapat mencelakai pelakunya di kehidupan dunia dan akhiratnya. Dengan prilaku yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhiratnya. Seperti manfaat iman, tauhid, keadilan, kebaikan, kebajikan, amanah, iffah manjaga diri, keberanian, ilmu, kesabaran, memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran, menyambung kekerabatan, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada tetangga, menunaikan hak-hak, ikhlas beramal karena Allah, bertawakal kepada-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, ridho terhadap dari kondisi dan takdirnya, berserah sepenuhnya akan hikmahnya, membenarkan dan mengakui para Utusannya dari semua apa yang mereka kabarkan dan selain itu yang bisa memberikan manfaat dan kebaikan seorang hamba di dunia dan akhiratnya. Kebalikan dari itu akan mendapatkan kesengsaraan dan kemudhorotan di dunia dan akhiratnya. Kalau bukan karena risalah, maka akal tidak akan mendapatkan petunjuk terkait perincian manafaat dan yang membahayakan di kehidupannya. Di antara kenikmatan Allah yang sangat agung terhadap hamba-Nya dan yang paling mulia kenikmatan atas mereka adalah Allah mengutus para utusan kepada mereka. Menurunkan kitab-kitabnya, menjelaskan kepada mereka jalan yang lurus. Kalau bukan itu, maka mereka posisinya seperti hewan piaraan dan kondisi yang terjelek. Siapa yang menerima Risalah Allah dan konsisten atasnya, maka dia termasuk makhluk terbaik. Siapa yang menolaknya dan keluar darinya, maka dia termasuk makhluk terburuk. Lebih buruk kedudukannya dibandingkan dengan anjing, babi dan lebih hina dari semua yang hina. Tidak akan tetap ada di muka bumi ini kecuali dengan dampak adanya risalah yang ada di antara mereka. Kalau pengaruh Risalah telah hilang di muka bumi dan hidayah petunjuk tertutupi tanda-tanda, maka Allah akan menghancurkan alam dari atas dan bawah dan terjadilah hari kiamat. Kebutuhan penduduk bumi kepada Rasul tidak seperti kebutuhan mereka terhadap matahari, bulan, angin, hujan. Tidak juga seperti kebutuhan orang terhadap kehidupan, tidak seperti kebutuhan mata kepada sinar. Kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman bahkan lebih besar dari itu, bahkan kebutuhannya melebihi dari semua apa yang diperkirakan dan yang terlintas dalam pikiran. Maka seorang Rasul alaihimus salam adalah perantara antara Allah dengan makhluknya dalam perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah dan hambanya. Pamungkasan para nabi, pemimpinnya yang paling mulia di hadapan Tuhannya adalah Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam ajmain. Maka Allah mengutusnya sebagai rahmat seluruh alam dan sebagai hujjah bagi orang-orang yang mendapatinya. Juga sebagai hujjah terhadap seluruh makhluk semuanya. Maka diwajibkan kepada para hambanya untuk mentaatinya, mencintai dan menghormati serta membantunya serta menunaikan hak-haknya. Berjanji setia dan kuat dengan beriman kepadanya dan mengikuti semua para Nabi dan Rasul. Memerintahkan pengikutinya orang-orang mukmin untuk berpegang teguh dengannya. Sebab beliau di utus dalam rangka memberi kabar gembira dan peringatan. Menyeruh kepada Allah dengan izinnya dan penuh terang benderang. Maka di akhiri risalahnya, memberi petunjuk dari kesesatan, mengajarkan dari kebodohan, dengan risalahnya dapat membuka mata yang buta, telinga yang tuli, serta hati yang tertutup. Maka dengan risalahnya bumi menjadi terang benderang setelah kegelapan. Menyatukan hati setelah bercerai berai, meluruskan agama yang bengkok, menjelaskan dengan penuh hujjah yang putih. Membuka hatinya dan menghilangkan kesalahannya, Namanya beliau diagungkan. Adapun orang yang menyalahi perintahnya menjadi kecil dan hina. Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam diutus ketika terjadi kekosongan dari para rasul, dan pelajaran dari kitab-kitab. Ketika kalimat-kalimat telah diselewengkan. Syariat-syariat diganti, setiap kaum menyandarkan kepada kezaliman pendapatnya dan menghukumi Allah di antara hambanya dengan perkataan yang rusak serta hawa nafsunya. Maka Allah memberikan petunjuk kepada semua makhluk, menjelaskan jalannya, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam, membedakan antara orang baik dan orang jelek. Siapa yang mengambil petunjuknya, maka dia akan mendapat petunjuk. Dan siapa yang melenceng dari petunjuknya, maka dia akan tersesat dan melampau batas. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada seluruh Rasul dan Nabi. Qoidah Fi Wujubil-I’tishom Birrisalah karangan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juz. 19 hal. 99 – 102. Dari Majmu’ Fatawa. Silahkan melihat kitab Lawami’ Al-Anwar Al-Bahiyyyah juz. 2 hal. 216, 236 Kita dapat menyimpulkan kebutuhan manusia terhadap risalah berikut ini Manusia adalah makhluk yang diciptakan, maka dia harus mengenal Penciptanya dan mengenal apa yang diinginkan darinya serta kenapa diciptakan. Seseorang tidak mungkin mengenal itu dengan sendirinya dan tidak ada jalan kepadanya kecuali dengan cara mengenal para Nabi dan Rasul dan mengenal apa yang mereka bawa berupa petunjuk dan cahaya Manusia terdiri dari jasad dan ruh. Makanan jasad adalah yang mudah dari makan dan minuman. Sementara makanan ruh adalah apa yang telah ditetapkan oleh yang menciptakannya. Yaitu agama yang benar dan amal sholeh. Para Nabi serta Rasul datang membawa agama yang benar dan menunjukkan amal saleh Manusia itu beragama sesuai fitrahnya, maka dia harus beragama yang dia anut. Dan agama ini harus benar. Tidak ada jalan menuju agama yang benar kecuali dengan beriman kepada para Nabi dan Rasul serta beriman dengan apa yang mereka bawa. Manusia membutuhkan jalan yang menghantarkan kepada keridhaan Allah di dunia dan menuju ke surga dan kenikmatannya di alam akhirat kelak. Jalan untuk itu semua tidak ada yang dapat menunjukkan kepadanya kecuali para Nabi dan Para Rasul Sesungguhnya manusia itu lemah pada dirinya dan terancam oleh banyak musuh, baik dari setan yang ingin menyesatkan, teman buruk yang menghiasi keburukan. Nafsu yang mengajak kejelekan oleh karena itu dia membutuhkan apa yang dapat menjaga dirinya dari tipu daya musuh-musuhnya. Dan para Nabi dan Rasul menunjukkan akan hal itu dan menjelaskan dengan sangat gambling. Manusian itu makhluk sosial dan berkumpul dengan makhluk lainnya serta berinteraksi dengan mereka. Maka harus ada syariat agar manusia dapat menjaga keadilan. Kalau tidak maka kehidupan mereka mirip dengan kehidupan di hutan. Syariat menjadikan semua hak kepada pemiliknya tanpa berlebihan atau berkurang. Tidak ada yang dapat mendatangkan syariat secara sempurna kecuali para Nabi dan Rasul. Manusia membutuhkan ketenangan dan keamanan jiwa dan menunjukkan kepada sebab-sebab kebahagiaan yang sebenarnya. Hal ini yang ditunjukkan oleh para Nabi dan para Rasul.
Beliaupernah merasakan dada yang sempit dan menahan beban yang berat. Beliau pernah dikucilkan, diblokade, disiksa, dikejar-kejar, dan diperangi. Dada siapa yang tidak akan sempit bila kebaikan dibalas dengan kejahatan. Beban apa yang lebih berat dari beban batin dilempari dengan kotoran manusia, dengan batu, dan dengan caci maki.
Lori Official Writer Kita semua butuh bimbingan. Tapi siapa yang kita ijinkan untuk memengaruhi hidup kita? Ada banyak suara aneh di dunia yang berteriak meminta perhatian dan menawarkan diri untuk membantu kita lepas dari masalah yang kita alami. Tapi, tahukah kamu suara itu bisa saja malah menyesatkan kita. Satu-satunya suara yang bisa memberi kita tuntunan adalah Allah sendiri. Tapi supaya Dia mau menuntun kita, kita perlu mendengarNya, percaya kepadaNya dan menaatiNya. Ada empat hal yang perlu kita lakukan untuk menerima tuntunan Tuhan, diantaranya1. Mengikuti instruksi TuhanWalaupun kadang instruksi Tuhan kedengaran gak masuk akal, tapi kita harus mau mengikutinya. Bisa saja Dia meminta kita untuk melakukan sesuatu yang gak masuk akal dan di luar dari kemampuan kita. Bahkan sekalipun kita merasa takut. Tapi disaat dalam kondisi itulah Dia biasanya akan membawa kita pada tujuan-Nya. Sama seperti Yosua saat Tuhan memerintahnya untuk menaklukkan tembok Yerikho hanya dengan mengitarinya sebanyak tujuh kali. Yosua sendiri pasti berpikir perintah itu aneh, tapi dia taat melakukannya. Tuhan tahu persis apa yang dilakukanNya. Dan melalui cara aneh itu sendiri, Yosua memperoleh kemenangan. Hal ini membuktikan kalau kita gak bisa membatasi caraNya bekerja atas BeraniSaat Tuhan memanggil Yosua untuk menyelesaikan tugas besarnya memimpin orang Israel, Tuhan menyuruhnya untuk tetap Kuat dan teguh’ Yosua 1 9. Hal yang sama juga berlaku atas kita hari ini. Keberanian adalah faktor yang sangat penting dalam hidup yang dituntun Tuhan. Bahkan saat kita takut menghadapi tantangan yang ada di depan mata kita, kita perlu terus mendengar Dia dan percaya kalau Tuhan sendiri setia menyertai Juga Banyak Orang Merasa Bicara Dengan Orang Tuli, Jadi Pendengar Itu Memang Sulit!3. Hadapi konflikKadang ketaatan kita bisa menimbulkan konflik dengan orang lain. Inilah yang terjadi kepada rasul Petrus dan rasul-rasul lainnya saat mereka memberitakan tentang Yesus di Yerusalem. Hal itu membuat mereka harus berhadapan dengan pengadilan. Tapi mereka memilih untuk berani menghadapinya. “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” Kisah Para Rasul 5 29Kalau saja kita berhenti melakukan apa yang Tuhan katakan setiap kali ada orang yang keberatan, kita gak akan pernah memenuhi Mau dikoreksi dengan rendah hatiMungkin ada saat-saat dimana Tuhan mengubah jalan hidup kita. Selama perjalanan misi Paulus, Tuhan sendiri seolah mengalihkan beberapa perjalanannya. Sampai pada akhirnya dia tahu kemana Tuhan mau membawanya Kisah 16 6-10. Hal ini mengingatkan kita supaya kita jangan terpatok dengan rencana-rencana kita sendiri. Sebaliknya, menyerahkan semuanya kepada Tuhan sehingga Roh Kudus akan leluasa mengarahkan kita kepadapun Tuhan kita hidup, tugas kita adalah menaati Dia dan menyerahkan semua hal yang akan kita alami kepada Dia. Karena Dia sendiri sudah berjanji untuk membimbing kita, maka kita gak perlu takut untuk mengikuti Dia. Gak ada yang gak bisa Tuhan lakukan kalau kita mau mendengar, percaya dan menaati-Nya. Sumber Halaman 1
Ayatayat dan hadits-hadits tersebut di atas telah menegaskan akan wajibnya mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam beramal. Barang siapa yang beramal tidak sesuai dengan tuntunan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam maka amalannya akan ditolak alias tidak diterima, meskipun amalannya besar, meskipun amalan itu telah membudaya di kalangan kaum muslimin ataupun amalan tersebut kelihatannya menurut kaca mata sebagian orang baik. Pendek kata yang harus dijadikan
EPISODE Tafsir Al-Mishbah kali ini membahas tentang surah ke-48, yaitu surat Al-Fath ayat 8-14. Ayat ini lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang kemenangan yang dianugerahi Allah pada rasul-Nya, salah satunya tentang Perjanjian Hudaibiyah. Allah berfi rman pada ayat ke-8, "Sesungguhnya Kami Allah mengutusmu Nabi Muhammad sebagai saksi, juga memberi berita gembira dan memberi peringatan". Nabi Muhammad SAW ialah saksi yang berfungsi menunjukkan kebenaran yang benar dan menampik kebenaran yang dianggap benar oleh yang salah. Sosok Nabi Muhammad SAW menjadi tolok ukur bagi umat manusia. Jika perbuatan kita sejalan dengan perbuatannya, apa yang kita lakukan ialah benar, begitu pun sebaliknya. Nabi Muhammad SAW menampilkan kebaikan bagi umat manusia, begitu juga seluruh umat Islam wajib menampilkan perilaku yang baik agar menjadi teladan bagi orang lain. Pada ayat 9, umat Islam diimbau memperbanyak mengucap kalimat syahadat sebagaimana Nabi Muhammad pun sering mengucapkan syahadat. Mengucapkan kalimat syahadat berfungsi memperbarui iman kita karena dalam kehidupan sehari-hari keyakinan kita dapat mengalami erosi. Memperbanyak mengucap kalimat syahadat dapat membuat kita senantiasa berpegang teguh pada Allah SWT. Kemudian ayat ke-10 mengisahkan tentang janji setia Nabi Muhammad dan para sahabatnya untuk berangkat berjihad atau Perjanjian Hudaibiah. Janji setia yang diucapkan para sahabat kepada Nabi Muhammad sesungguhnya tengah berjanji kepada Allah SWT. Allah SWT mendukung mereka yang telah berjanji. Jika mereka menepati janjinya, Allah akan menganugerahkan ganjaran yang besar. Sebaliknya, jika mengingkari janji, mereka juga akan mendapat balasan yang setimpal. Ayat ke-11 menjelaskan bahwa para penduduk yang tidak ikut dengan Nabi Muhammad bukan karena mereka sibuk menjaga harta dan keluarganya, melainkan karena mereka takut mati dan tidak dapat kembali. Mereka mengucapkan hal yang berbeda dengan apa yang ada di dalam hati mereka. Mereka meragukan ketetapan Allah dan mendustai hatinya. Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan agar kita tidak bersangka buruk, apalagi terhadap Allah SWT. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di balik ketetapanketetapan-Nya. Pelajaran yang dipetik Nabi Muhammad sebagai saksi menjadi bukti kebenaran agama Islam dan kebenaran yang disampaikan sebelumnya sekaligus menjadi saksi yang menampik kebatilan yang ada. Seorang yang beriman ialah ia yang mampu menepati janjinya. Sebaliknya, orang tidak beriman akan beringkar janji. Tiap-tiap dari mereka akan menanggung akibat dan risiko dari sifatnya. Pelajaran lain yang dapat dipetik umat manusia bahwa mengikuti tuntunan Allah SWT dan mengikuti rasul-Nya akan membawa kita menemukan kebaikan. Aiw/H-3
Pertamakita akan simak tujuan pertamanya, yaitu bahwa menikah itu mengikuti tuntunan para Nabi dan Rasul. Betul sekali sahabat, Apanya yang betul yah? Maksudnya, betul sekali bila ada yang menyampaikan bahwa menikah itu merupakan jalan yang dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT.
Bismillah. Segala puji hanya bagi Allah, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan Ta’ala berfirmanيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan pahala amal-amalmu” Qs. Muhammad 33.Ia juga berfirmanوَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ“Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan terang” Qs. At Taghabun 12.Allah Ta’ala juga berfirmanفَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” QS. An Nisa 59.Ayat-ayat ini menegaskan wajibnya kita sebagai hamba Allah untuk mengikuti dalil, yaitu firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Syaikh Abdurrahman As Sa’di menjelaskan “Allah Ta’ala memerintahkan kaum mu’minin dengan suatu perkara yang membuat iman menjadi sempurna, dan bisa mewujudkan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan akhirat, yaitu menaati Allah dan menaati Rasul-Nya dalam perkara-perkara pokok agama maupun dalam perkara cabangnya. Taat artinya menjalankan setiap apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang sesuai dengan tuntunannya dengan penuh keikhlasan dan pengikutan yang sempurna” Taisir Karimirrahman, 789.Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menyatakan, “sudah menjadi kewajiban bagi setiap hamba dalam agamanya untuk mengikuti firman Allah Ta’ala dan sabda Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, dan mengiktuti para Khulafa Ar Rasyidin yaitu para sahabat sepeninggal beliau, dan juga mengikuti para tabi’in yang mengikuti mereka dengan ihsan” Fathu Rabbil Bariyyah, 7.Karena itulah Allah Ta’ala mengutus Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, dengan membawa petunjuk dari Allah. Dan Allah telah mewajibkan seluruh manusia untuk beriman kepada beliau, secara lahir dan batin. Allah Ta’ala berfirmanقُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ“Katakanlah wahai Muhammad “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya kitab-kitab-Nya dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk“” QS. Al A’raf 158.Maka barangsiapa yang tidak mau taat kepada dalil, seolah ia tidak beriman bahwasanya Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam adalah utusan Allah dan seolah ia tidak mengimani bahwa apa yang dibawa oleh beliau adalah petunjuk dari Allah Ta’ Shallallahu alaihi Wasallam juga bersabdaعليكم بسنتي وسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِييْنَ مِنْ بَعْدِي ، تَمَسَّكُوا بها، وعَضُّوا عليها بالنَّوَاجِذِ ،وإيَّاكُم ومُحْدَثَاتِ الأمورِ؛ فإِنَّ كلَّ بدعةٍ ضلالةٌ“Wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin sepeninggalku. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara agama yang diada-adakan karena setiap bid’ah adalah kesesatan” HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata “hadits ini hasan shahih”.Maka wajib bagi setiap hamba untuk taat dan patuh kepada sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang shahihah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Sunnah ini, jika shahih, maka semua kaum Muslimin bersepakat bahwa wajib untuk mengikutinya” Majmu’ Al Fatawa, 19/85, dinukil dari Ushul Fiqh inda Ahlisunnah 120.Seorang hamba yang enggan untuk taat kepada sabda Rasul-Nya juga terancam untuk ditimpa fitnah keburukan dan adzab yang pedih. Allah Ta’ala berfirmanفَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ“maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih” QS. An Nuur 63.Wahai hamba Allah! Takutlah engkau akan fitnah dan adzab Allah, tundukkanlah jiwamu untuk patuh dan taat kepada Allah dan tidak halal bagi seorang Mukmin, ketika disampaikan kepadanya firman Allah dan sabda Rasul-Nya, ia memiliki pilihan yang lain yang bukan berasal dari keduanya. Allah Ta’ala berfirmanوَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” Qs. Al Ahzab 36.Bahkan andaikan pilihan yang lain tersebut berasal dari para ulama, tidak halal diambil ketika berhadapan dengan firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Imam Asy Syafi’i rahimahullah juga berkataأجمع الناس على أن من استبانت له سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس“Para ulama bersepakat bahwa jika seseorang sudah dijelaskan padanya sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak boleh ia meninggalkan sunnah demi membela pendapat siapapun” Diriwayatkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al I’lam 2/361. Dinukil dari Ashl Sifah Shalatin Nabi, 28 .Wahai hamba Allah, ikutilah dalil, taatilah firman Allah dan sunnah Rasul-Nya, sesuai dengan apa yang dipahami para sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka. Niscaya anda berada dalam petunjuk yang benar. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirmanقُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا“Katakanlah Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk…” QS. An Nuur 54.Wabillahit taufiq was sadaad.—Penulis Yulian PurnamaArtikel
Padakesempatan ini saya akan berbagi tentang tuntunan Rasul nabi Muhammad SAW dalam melakukan makan sahur dan ketika berbuka puasa. Ternyata dalam islam Nabi juga mengajarkan hal-hal yang yang sering kita lakukan untuk mengikuti ajaran dan sunah yang telah diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.
وَمَنۡ يُّشَاقِقِ الرَّسُوۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَـهُ الۡهُدٰى وَ يَـتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيۡلِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصۡلِهٖ جَهَـنَّمَ ؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا Wa mai yushaaqiqir Rasuula mim ba'di maa tabaiyana lahul hudaa wa tattabi' ghaira sabiilil mu'miniina nuwallihii ma tawallaa wa nuslihii Jahannama wa saaa'at masiiraa Dan barangsiapa menentang Rasul Muhammad setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Juz ke-5 Tafsir Pada ayat yang lalu Allah menerangkan pahala bagi orang-orang yang mengikuti tuntunan Rasulullah, sedang pada ayat ini Allah mem-beri peringatan. Dan barang siapa yang terus-menerus menentang Rasul, yaitu Nabi Muhammad, setelah jelas baginya kebenaran yang disampaikan kepadanya, bukan sebelum diketahuinya kebenaran itu, dan dilanjutkan dengan mengikuti jalan yang sesat, yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia, kelak di hari Akhirat ke dalam neraka Jahanam sebagai balasan yang setimpal atas penentangan mereka terhadap Rasulullah, dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Seseorang yang menentang Rasulullah setelah nyata baginya kebenaran risalah yang dibawanya, serta mengikuti jalan orang yang menyimpang dari jalan kebenaran, maka Allah membiarkan mereka menempuh jalan sesat yang dipilihnya. Kemudian Dia akan memasukkan mereka ke dalam neraka, tempat kembali yang seburuk-buruknya. Ayat ini erat hubungannya dengan tindakan Tu'mah dan pengikut-pengikutnya, dan perbuatan orang-orang yang bertindak seperti yang dilakukan Tu'mah itu. Dari ayat ini dipahami bahwa Allah telah menganugerahkan kepada manusia kemauan dan kebebasan memilih. Pada ayat Al-Qur'an yang lain diterangkan pula bahwa Allah telah menganugerahkan akal, pikiran dan perasaan serta melengkapinya dengan petunjuk-petunjuk yang dibawa para rasul. Jika manusia menggunakan dengan baik semua anugerah Allah itu, pasti ia dapat mengikuti jalan yang benar. Tetapi kebanyakan manusia mementingkan dirinya sendiri, mengikuti hawa nafsunya sehingga ia tidak menggunakan akal, pikiran, perasaan, dan petunjuk-petunjuk Allah dalam menetapkan dan memilih perbuatan yang patut dikerjakannya. Karena itu ada manusia yang menantang dan memusuhi para rasul, setelah nyata bagi mereka kebenaran dan ada pula manusia yang suka mengerjakan pekerjaan jahat, sekalipun hatinya mengakui kesalahan perbuatannya itu. Allah menilai perbuatan manusia, kemudian Dia memberi balasan yang setimpal, amal baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedang perbuatan buruk diberi balasan yang setimpal dengan perbuatan itu. sumber Keterangan mengenai QS. An-NisaSurat An Nisaa' yang terdiri dari 176 ayat itu, adalah surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al Baqarah. Dinamakan An Nisaa' karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An Nisaa' dengan sebutan Surat An Nisaa' Al Kubraa surat An Nisaa' yang besar, sedang surat Ath Thalaq disebut dengan sebutan Surat An Nisaa' Ash Shughraa surat An Nisaa' yang kecil.
Bbsfd.